Tamansari Lautan Api : Penggusuran Paksa terhadap Warga Sipil, Bentuk Nyata Penyelewengan Kuasa Pemkot Bandung

Pada Rabu, 18 Oktober 2023 telah terjadi penggusuran paksa penuh tindak kekerasan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Bandung (Pemkot Bandung) melalui Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) terhadap seorang warga Taman Sari yaitu Eva Eryani. 

Eva Eryani merupakan satu-satunya warga Tamansari yang memutuskan bertahan dari penggusuran yang dilakukan Pemkot Bandung atas proyek rumah deret Tamansari ketika Ridwal Kamil masih menjabat sebagai Wali Kota Bandung. yang kemudian dilanjutkan oleh Oded M Danian. Penggusuran besar-besaran terjadi pada Desember 2019, dan tahun ini kembali terulang dengan taktik adu domba antar warga eks-Tamansari dengan Eva Eryani yang dikerahkan oleh Pemkot Kota Bandung.

Dok. Sekolah Feminis - Perempuan Mahardhika 2021
Eva Eryani, dok. Sekolah Feminis Bandung 2021

Kejadian penggusuran dan kekerasan yang terjadi pada Rabu, 18 Oktober 2023 diawali dari sebuah pesan berantai yang disebarkan oleh Satpol-PP Kota Bandung di pagi hari pukul 08.00 yang disebarkan melalui WhatsApp Group warga Tamansari.

Pada pukul 10.00 WIB, Organisasi Masyarakat Generasi Muda Pembela Tanah Air Indonesia (Ormas Gema Peta) yang berjumlah kurang lebih 50 orang dikerahkan oleh Pemkot Bandung untuk datang ke rumah Eva Eryani hingga membongkar pagar rumah tersebut. Ormas Gema Peta kemudian sempat keluar meninggalkan pekarangan rumah Eva Eryani, namun kembali datang bersama Satpol PP dn warga eks-Tamansari untuk membongkar hingga menjarah barang rumah milik Eva Eryani. 

Pada pukul 15.00 WIB, tim kuasa hukum dan masyarakat yang bersolidaritas atas penggusuran paksa terhadap Eva Eryani diusir hingga dipukuli oleh ormas tersebut. Saat itu, polisi dan Tentara Negara Indonesia (TNI) yang juga turut hadir dan menyaksikan tindak kekerasan tersebut tidak berbuat apapun dan melakukan pembiaran. Keadaan semakin keruh, Eva Eryani diemani Deti Sopandi dari Perhimpunan Bantuan Hukum Indonesia (PBHI) Jawa Barat akhirnya disekap di rumah Eva Eryani oleh Satpol-PP dan ormas. Saya bersama masyarakat, pers, dan bantuan hukum lainnya yang bersolidaritas mencoba masuk namun terus dihalangi dengan kasar. Puncaknya, sekitar pukul 16.00, terlihat asap hitam dari rumah Eva Eryani hingga mobil pemadam kebakaran yang satu persatu mulai berdatangan ke lokasi kejadian. Eva Eryani memutuskan membakar rumahnya sebagai bentuk perlawanan terhadap kolonialisme yang dilakukan Pemkot Bandung terhadap dirinya.

Tuntutan Eva Eryani dan Politik Adu Domba Pemkot Terhadap Warga

Setelah penggusuran besar-besaran pada tahun 2019, Eva Eryani terus memperjuangkan tempat tinggalnya kemudian mengirimkan dua tuntutan kepada Pemkot Bandung pada Oktober 2022. Dua tuntutan tersebut yaitu:

  1. Cabut status Warga Negara Indonesia terhadap Eva Eryani
  2. Mengakui (rekognisi) Eva Eryani sebagai warga Tamansari bukan warga liar

jika tuntutan tersebut dikabulkan Pemkot Bandung, maka Eva Eryani bersedia menghibahkan tanahnya kepada Pemkot Bandung untuk pembangunan proyek rumah deret. Sudah setahun berjalan, namun Pemkot Bandung tidak mengindahkan tuntutan tersebut.

Dok. Sekolah Feminis - Perempuan Mahardhika 2021
Dok. Sekolah Feminis Bandung 2021

Pada Oktober tahun ini, warga eks-Tamansari kemudian berbondong-bondong datang dan berkata bahwa Eva Eryani telah menghambat pembangunan rumah deret yang seharusnya telah ditempati warga yang memilih pergi dari Tamansari tersebut. Warga eks-Tamansari juga meminta Eva untuk bergabung dan mendukung proyek pembangunan rumah deret tersebut. Eva menyebutkan bahwa dirinya tidak ada masalah dengan warga eks-Tamansari. Warga telah melepaskan hak perdata mereka kepada Pemkot Kota Bandung setelah menerima proyek rumah deret. 

“Saya tidak ada masalah dengan warga, masalah saya adalah dengan Pemkot Kota Bandung. Kalian (warga eks-Tamansari) datang dan hadir di sini hanya menjadi kaki tangan dari Pemkot Kota Bandung.Jadi kalian (warga eks-Tamansari) ngapain datang ke saya, datang ke Pemkot saja sebagai pembuat keputusan dan silahkan tempati rumah deret tersebut.”, ujar Eva ketika menjelaskan ulang kejadian tersebut kepada kawan solidaritas..

 

Pernyataan Sikap Forum Tamansari Melawan

Selepas kejadian penggusuran paksa, saya bersama semua kawan yang bersolidaritas bermobilisasi ke Dago Elos untuk forum tindak lanjut kejadian hari tersebut. Eva Eryani, yang sudah lebih awal sampai kemudian bercerita bagaimana situasi yang terjadi. Saya kemudian menghampiri dan mendengarkan cerita tersebut. Terdapat hal yang sangat menusuk hati ketika Eva Eryani bercerita yaitu tentang bagaimana kekerasan yang dirinya dapatkan dan perilaku warga eks-Tamansari yang terprovokasi oleh Pemkot Bandung. 

“Luar biasa kekerasan yang terjadi. Semua kata kasar terlontarkan, bahkan juga dilecehkan secara verbal dengan perkataan terkait identitas saya sebagai perempuan. Beberapa warga eks-Tamansari yang hadir pun turut memprovokasi dengan berkata Kasian ga punya rumah!”

Dalam konferensi pers, dijelaskan kembali terkait kronologi kejadian dan penjelasan terkait penggusuran Tamansari dari tahun ke tahun. Selanjutnya dalam konferensi Pers tersebut, Forum Tamansari Melawan menyatakan sikap sebagai berikut:

  1. Mengutuk praktik adu domba yang dilakukan oleh Pemkot Bandung terhadap warga Tamansari.
  2. Mengutuk tindakan pembiaran yang dilakukan oleh Pihak Kepolisian dan TNI atas kekerasan, pelecehan, penyekapan, perusakan, dan penjarahan yang dilakukan oleh Satpol PP dan Ormas Gema Peta.
  3. meminta pemerintah Indonesia untuk mencabut kewarganegaraan Eva Eryani Effendi karena percuma menjadi Warga Negara Indonesia.

Bagi saya, tragedi hari itu bukan hanya sekedar hilangnya sebuah rumah. Lebih dari itu, tragedi tersebut menyiratkan bagaimana penyelewengan kuasa Pemerintah Kota Bandung yang digunakan sewenang-wenang untuk merampas hak warga sipil. Bahkan juga menunjukkan bagaimana kekerasan berlipat yang diterima Eva Eryani dengan perkataan seksis terhadap identitas dirinya sebagai perempuan. Saya selalu percaya bahwa selagi kita belum menyerah maka kita belum kalah. Begitupun dengan Eva Eryani, Tamansari, dan kita semua yang akan terus melawan.

 

Andily Aprilia Rahmawati

Seorang perempuan yang menyenangi isu gender, disabilitas dan inklusi sosial. Saat ini bergabung di Perempuan Mahardhika Bandung.

Comments

wave
5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Press ESC to close