Apa yang kamu bayangkan saat mendengar kata serikat? Buruh-buruh manufaktur? Struktur yang top-down? Mari berkenalan dengan Service, Office, and Retail Workers’ Union of Canada (SORWUC), serikat pekerja feminis-sosialis independen akar rumput yang eksis selama satu dekade, sebelum akhirnya diberangus oleh pengusaha dan gerakan buruh itu sendiri di tahun 1986.
SORWUC didirikan pada tanggal beberapa hari sebelum tulisan ini dipublikasikan, yaitu 22 Oktober tahun 1970. Jarang muncul dipermukaan, gerakan perempuan buruh industri makanan dan jasa hampir tidak pernah dibicarakan kontribusinya, dan menjadi sejarah yang tidak tersentuh.
Sebagian besar serikat buruh pada saat itu lebih memilih mengabaikan buruh paruh waktu, status kerja yang paling banyak dihinggapi oleh perempuan dan digunakan dalam industri makanan dan jasa; tidak menjadikannya target pengorganisiran, mereka yang bukan buruh tetap dihapus dari keanggotaan, anggota tidak memiliki suara langsung dalam pengambilan keputusan dan gerakan serikat yang sangat berorientasi pada laki-laki.
Mayoritas serikat buruh hanya menarik perhatiannya pada buruh formal dan industri besar saja, enggan melirik buruh di luar dari itu, yang justru banyak memiliki pekerjaan tidak aman; bekerja tanpa kontrak, berupah rendah dan tidak ada tunjangan. Buruh makanan cepat saji dan retail tidak pernah membayangkan kondisi kerja mereka dianggap berarti dan diperjuangkan, sampai akhirnya SORWUC hadir dan selama 14 tahun keberadaannya mampu membantu para anggotanya mencapai upah dan kondisi kerja lebih baik di berbagai tempat kerja yang selama ini tidak terorganisir—restoran, retail, bank, pub hingga pusat penitipan anak.
Dengan memunculkan politik perempuan di tengah derasnya arus maskulinitas gerakan buruh di Kanada, SORWUC secara radikal menolak budaya dan bentuk serikat tradisional yang birokratis dan tidak demokratis—kepemimpinannya sebagian besar dipegang oleh laki-laki. SORWUC sangat berbeda dari serikat-serikat “Bread and Butter”¹ mana pun dalam sejarah gerakan buruh di Kanada, yang faktanya telah gagal menjawab permasalahan struktural para buruh perempuan di sektornya atau di luar sektornya. SORWUC bosan dengan hierarki yang tidak peka terhadap kondisi perempuan dan mereka sadar bahwa perempuan perlu berdaya dan belajar cara kerja serikat buruh serta mengelolanya.
Semangat Organize the Unorganized—Mengorganisir yang Tidak Diorganisir—menjadi pijakan SORWUC memantapkan langkahnya mengumpulkan buruh-buruh perempuan yang bekerja di restoran cepat saji, retail, bank, dan sektor jasa lainnya, karakteristik pekerjaan yang selalu diabaikan oleh serikat buruh tradisional.
Hadir sebagai bentuk alternatif dari serikat arus utama, SORWUC menawarkan serikat bervisi feminis dalam pengorganisasian buruh jasa; semua keputusan penting dipilih oleh seluruh anggota melalui surat suara referendum, semua pengurus dipilih setiap tahun dan ada batasan berapa lama seseorang dapat memegang kepengurusan, semua unit perundingan lokal bersifat otonom bahwa setiap unit memegang kendali atas setiap aspek negosiasi, dan anggota dapat menulis dan menegosiasikan kontrak mereka sendiri. Berbagi kuasa, partisipasi, transparansi, dan transformatif adalah kunci menjalankan serikat yang sesungguhnya bagi mereka.
Dari Terpinggirkan Menuju Kemenangan
Semua berangkat dari kemarahan atas diskriminasi dan penghinaan yang dihadapi perempuan setiap harinya di tempat kerja, diremehkan saat mereka meminta serikat lain untuk mengorganisir tempat kerjanya, serta masih sangat sedikit bahkan hampir tidak ada Undang-Undang Perburuhan yang dapat mengatasi masalah dan kebutuhan khusus buruh perempuan. Alih-alih menjadikannya sebagai kelemahan, SORWUC melihat ini merupakan potensi kekuatan yang sangat besar.
Sebelum terbentuk sebagai serikat, SORWUC berasal dari kelompok diskusi akar rumput yang bernama Women Workers Association (WWA) yang setiap pertemuannya membahas masalah masing-masing perempuan di tempat mereka kerja dan melakukan kampanye selebaran yang ditujukan untuk perempuan industri jasa dan retail mendukung pekerja mencapai keadilan. Dengan mempercayai “Tidak ada yang bisa melakukannya untuk kami selain kami”, mereka mempertimbangkan pembentukan serikat buruh perempuan independen (Independent Feminist Union), dengan secara aktif melakukan kegiatan pendidikan, pemogokan, dan mendorong pengorganisasian perempuan.
Pembebasan perempuan dan pengorganisasin buruh merupakan dua hal yang tak terpisahkan dalam menciptakan keadilan, dan hal tersebut dibuktikan oleh SORWUC lewat isu-isu yang mereka angkat. Baginya, serikat sebagai instrumen yang dapat mengubah dunia jika kekuatan perempuan dalam pasar tenaga kerja ia bawa untuk mengatasi masalah yang dihadapi oleh semua perempuan—pelecehan seksual, diskriminasi berbasis gender dan ras, penolakan hak perempuan untuk aborsi dan pengendalian kehamilan, kurangnya kualitas penitipan anak, upah murah dan kesempatan yang sama di tempat kerja.
Industri makanan dan jasa secara historis memang memiliki konsentrasi tinggi dari buruh perempuan yang berupah rendah dan tingkat berserikat rendah. Sebagai serikat perempuan, SORWUC telah berhasil mengorganisir buruh di beberapa perusahaan makanan cepat saji seperti Bimini, Cat’s Meow, Muckamuck, Jerry’s Cove, dan tiga gerai Church’s Chicken. Memimpin pemogokan buruh restoran selama berminggu-minggu, dan memenangkan pemogokan.
Selain kenaikan upah, mereka telah berhasil memasukan beberapa ketentuan di dalam kontrak kerja antara lain, pembayaran penuh cuti hamil, cuti ayah dua minggu, penambahan jam istirahat, memberikan cuti dalam sebulan untuk perempuan berpartisipasi pertemuan serikat, serta tunjangan untuk buruh paruh waktu. Tak hanya itu, SORWUC juga menyusun proposal kebijakan yang memasukan ketentuan mengenai penitipan anak 24 jam gratis.
Militansi SORWUC meminta untuk terus dikenang dan direplikasikan, bahwa perempuan mampu untuk mengatur dan melawan penindasannya sendiri, buruh perempuan memiliki posisi politik yang kuat dalam serikat dengan mengembangkan tuntutan baru yang belum pernah diperjuangkan dan berhasil meraih hak-hak baru yang belum pernah terjadi sebelumnya di tengah keterbatasan-keterbatasan dikarenakan oleh faktor-faktor interaksi antara sistem patriarki dan sistem kapitalis.
Penulis: Jihan Faatihah
Referensi:
Rooney, Frances. “SORWUC”. 1978. Canadian Woman Studies, Vol. 1, No. 2. Retrieved from https://caringlabor.files.wordpress.com/2010/12/13790.pdf
Smith, Julia. An “Entirely Different” Kind of Union: The Service, Office, and Retail Workers’ Union of Canda (SORWUC), 1972-1986. Labour/Le Travail, 73 (Spring 2014). Retrieved from https://libcom.org/article/entirely-different-kind-union-service-office-and-retail-workers-union-canada-sorwuc-1972
¹ Bread-and-Butter Unionism adalah konsep serikat pekerja yang pragmatis—hanya memfokuskan dirinya pada isu upah, tunjangan dan jam kerja yang dipercaya semuanya dapat terselesaikan dengan perundingan bersama semata, bersifat apolitis dan tidak mau terlibat lebih jauh untuk reformasi sosial.
Credit photo: graphichistorycollective.com