Seorang aktivis hak aborsi membahas undang-undang yang telah ada di Venezuela dan jalan menuju legalisasi aborsi.
Meskipun konstitusi Venezuela bersifat progresif dalam banyak hal, aborsi tetap illegal di negara ini. Namun, beberapa tahun terakhir telah terlihat munculnya Ruta Verde (Rute Hijau), koalisi feminis yang kuat yang diorganisir untuk mempromosikan dekriminalisasi aborsi. Ruta Verde saat ini sedang mempromosikan undang-undang baru yang dipercaya dapat mengambil langkah pertama menuju legalisasi aborsi.
Kami berbicara dengan Laura Cano, seorang feminis muda yang militant yang menjadi bagian Ruta Verde dan Tinta Violeta-sebuah organisasi yang memerangi kekerasan machista- mengenai status aborsi ini di Venezuela dan perjuangan untuk melegalkannya.
Bagaimana status legal aborsi saat ini di Venezuela?
Aborsi pada dasarnya illegal. Faktanya, kerangka hukum Venezuela dalam hal kehamilan merupakan salah satu yang ketat di benua ini: serupa dengan Paraguay dan Guatemala.
Satu-satunya pembenaran hukum untuk aborsi adalah ketika nyawa ibu terancam dan dokter memiliki hak prerogative eksklusif untuk memutuskan.
Seperti yang diketahui, ada kemajuan dalam perjuangan ini di seluruh benua. Tahun lalu Meksiko dekriminalisasi aborsi dan sedikit demi sedikit negara bagian Meksiko melegalkannya. Kemenangan ini tentu saja diklaim secara khas oleh kaum feminis.
Akhir 2020 menyaksikan dekriminalisasi aborsi di Argentina, sementara di Uruguay telah selesai pada 2019… Untuk bagian ini, Cuba memiliki akses untuk aborsi sejak 1961. Itu 61 tahun lalu!
Tentu saja, juga terdapat kontra-tendensi. Tergulingnya Roe v. Wade di USA merupakan pukulan telak terhadap perempuan. Hal tersebut mengajarkan kami bahwa arus ultrakonservatif tidak akan berhenti dalam upaya mereka untuk membatasi hak-hak dasar perempuan.
KUHP Venezuela berasal dari dekade dua abad ke -20. Sebagian besar telah diubah sejak itu, tetapi pasal yang menghukum aborsi (430-434) tetap tidak tersentuh. Apakah teks betul-betul ditegakkan?
Sayangnya, KUHP berlaku dalam hal kriminalisasi aborsi: orang dituntut baik untuk mengakhiri kehamilan dan mendampingi prosesnya. Selain itu, ketika nyawa ibu terancam dan undang-undang secara jelas mengizinkan untuk penghentian kehamilan, tidak ada protokol hukum yang berlaku. Ini artinya terdapat wilayah abu-abu dan banyak dokter akhirnya membuat keputusan berdasar pada agama kepercayaan dan nilai-nilai pribadi mereka.
Mari perjelas ini dengan sebuah contoh. Seorang anak perempuan berusia 15 tahun diperkosa dan sedang hamil tidak dapat melakukan aborsi?
Tepat sekali. Undang-undang tersebut mempidana perempuan (anak perempuan) yang melakukan aborsi dan siapapun yang mendampingi atau mengetahui rahasia aborsi, termasuk para dokter, anggota keluarga, dan sebagainya. Berdasar pada KUHP, “kejahatan” ini dapat menyebabkan enam bulan sampai dua tahun penjara. Terlebih, tuduhan seperti asosiasi kriminal dapat ditambahkan ke tuduhan asli untuk membuat hukuman lebih lama.
Kehamilan remaja, perkosaan, inses, malformasi kongenital janin-tidak satupun dari itu semua dianggap pembenaran hukum untuk aborsi di Venezuela!
Situasinya sangat kritis sehingga pada 2018 organisasi feminis Faldas R mengajukan gugatan pembatalan ke Mahkamah Agung. Teks tersebut menuntut pasal-pasal KUHP yang mengkriminalisasi aborsi dihapuskan, dengan menyoroti fakta bahwa pasal-pasal tersebut inkonstitusional.
Tinta Violeta turut menandatangani gugatan pembatalan pada 2019. Sayangnya, sejak itu kami belum mendengar kembali kabar dari Mahkamah Agung.
Teks gugatan pembatalan menyatakan bahwa- berdasar pada fokus hak asasi manusia dari Konstitusi kita- negara harus mendekriminalisasi aborsi setidaknya dalam lima dasar hukum dasar: ketika kesehatan fisik dan psikologis ibu terancam, ketika orang yang hamil masih di bawah umur, ketika kehamilan akibat dari perkosaan atau inses, dan ketika janin tidak tidak dapat hidup.
Jadi, kembali pada pertanyaan anda, tidak hanya korban perkosaan berusia 15 tahun yang dilarang melakukan aborsi tetapi kerangka hukum dapat memaksa mereka melakukan aborsi rahasia yang itu berbahaya dan dapat membawa pada kematian.
Undang-undang saat ini meninpa martabat dan hidup kita.
Apa implikasi dari undang-undang saat ini bagi perempuan dan orang hamil secara umum?
Konsep dari “orang hamil” tidak ada dalam undang-undang Venezuela. Ini berarti bahwa orang trans dan non-biner semakin tidak terlihat, terutama dalam hal mengakhiri kehamilan.
Maka dari itu, mengkriminalisasi aborsi menjadikan sebagian besar penduduk tidak terlihat. Orang kaya dapat mencari pilihan yang aman apabila mereka ingin melakukan aborsi. Ini merupakan kasus di sini dan di manapun dan itulah sebabnya kami mengatakan bahwa mengkriminalisasi aborsi adalah kebijakan berbasis kelas.
Di sini, di Venezuela, akses untuk informasi dan sumber daya medis serta ekonomi untuk melakukan aborsi aman sangat terbatas di kalangan perempuan kelas pekerja miskin. Informasi ini umumnya disediakan oleh organisasi akar rumput yang memiliki jangkauan terbatas. Namun, organisasi feminis sedang melakukan pekerjaan penting dalam persoalan ini.
Selain itu, terdapat isu pengucilan sosial: debat nasional tentang aborsi belum pernah terjadi sehingga persepsi patriarki hidup dan bertahan. Itulah sebabnya kami menyebut keduanya dekriminalisasi aborsi baik hukum maupun sosial.
Mengkriminalisasi aborsi merupakan bagian dari konteks umum inisiatif kebijakan publik yang terbatas ketika dalam kesehatan seksual dan reproduksi- termasuk pendidikan seks dan akses gratis untuk kontrasepsi. Ini menimbulkan situasi yang merugikan hak asasi manusia sebagian besar penduduk.
Apakah ada statistik yang tersedia tentang dampak dari kriminalisasi aborsi?
Data resmi menunjukkan bahwa aborsi rahasia adalah penyebab ketiga kematian ibu di Venezuela. Tetapi, karena praktiknya illegal dan dilakukan secara sembunyi-sembunyi, kita tahu bahwa banyak kasus yang tidak dilaporkan.
Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan bahwa aborsi adalah hak asasi manusia, menambahkan bahwa, dari perspektif interseksional, hak mengakhiri kehamilan membantu mempersempit kesenjangan ketidaksetaraan yang ada di antara orang-orang karena gender, ras, dan situasi ekonomi mereka.
Itulah sebabnya di Tinta Violeta dan disebagian besar organisasi yang merupakan bagian dari Ruta Verde, kami percaya bahwa legalisasi aborsi tidak hanya menyelamatkan nyawa: itu juga membantu mengurangi ketidaksetaraan di masyarakat kita, mempromosikan kehidupan dengan bermartabat dan membatasi tingkat diskriminasi dan kekerasan berbasis gender.
Pada akhirnya, perjuangan legalisasi aborsi adalah perjuangan kelas.
Dalam masa krisis ini, sangat penting bagi negara untuk mengakui hak-hak seksual dan reproduksi kita. Juga harus ada transformasi budaya tetapi pendidikan seksual dan dekriminalisasi aborsi akan sangat membantu ke arah tersebut.
Anda menyebutkan Ruta Verde. Bisa Anda memberitahukan kami lebih banyak tentang inisiatif ini?
Ruta Verde adalah feminis, kampanye akar rumput untuk hak mengakhiri kehamilan. Didirikan pada 2021, lembaga ini memberikan penekanan pada akses informasi dan menciptakan kondisi sosial dan hukum yang tepat untuk melakukan aborsi. Kami tidak ingin dikriminalisasi ketika kami mengambil keputusan otonom atas tubuh kami!
Ruta Verde menyatukan organisasi dan orang-orang yang mewakili kecenderungan politik yang berbeda sehingga menghindari polarisasi dalam perjuangan yang tidak perlu terpolarisasi. Pada dasarnya, kami semua berbagi satu premis: memperjuangkan perubahan hukum dan sosial, sehingga perempuan dan orang yang hamil dapat memutuskan sendiri. Kami bekerja bersama untuk hak asasi manusia anak perempuan, perempuan, trans dan orang non-biner.
Ruta Verde adalah ruang untuk refleksi, koneksi, strategi dan membangun aliansi serta perjuangan menuju dekriminalisasi aborsi hukum dan sosial.
Satu tahun yang lalu pada 28 September 2021, kami melihat mobilisasi terbesar untuk dekriminalisasi aborsi dalam sejarah kami. Mendekati 28 September 2022, kami bekerja untuk kembali turun ke jalan dengan keragaman, kegembiraan dan semangat juang yang menjadi diri gerakan kami.
Tujuan utama kami adalah menghapus pasal-pasal 430 sampai 434 KUHP, yang mengkriminalisasi aborsi.
Bagaimana tanggapan institusi negara terhadap tuntutan Ruta Verde?
28 September tahun lalu, kami mengadakan pertemuan dengan Komisi Pembangunan Sosial Majelis Nasional dan kami mempresentasikan usulan Undang-undang Organik untuk Hak Seksual dan Hak Reproduksi. Tentu saja, pekerjaan kami tidak berhenti sampai di situ: kami terus melobi dan sementara belum ada kemajuan yang substansial, kami telah melihat kesediaan untuk debat aborsi di sektor-sektor tertentu di Majelis Nasional untuk pertama kalinya.
Bagaimanapun, sejak proposal belum mencapai tingkat Majelis, kami sekarang maju melalui jalur ganda: melobi dan mengumpulkan tanda tangan. Pasa; 74 Konstitusi Venezuela memberikan hak kepada rakyat untuk mengajukan undang-undang ke tingkat Majelis Nasional apabila 1% dari sensus pemilihan menyetujui proposal tersebut.
Organisasi dan orang-orang yang membentuk Ruta Verde sekarang berada di tengah upaya untuk mengumpulkan ribuan tanda tangan. Pada saat kami memperoleh 1% sensus pemilihan (21.000 tanda tangan). Majelis Nasional akan terikat secara hukum untuk memperdebatkan proposal tersebut.
Kami telah mengumpulkan lebih dari 3000 tanda tangan sejauh ini. Kami melakukan pertemuan, lokakarya pendidikan dan penggerak tanda tangan serta aksi kami selanjutnya pada 28 September akan menjadi kesempatan penting agar kami di dengar.
Bisakah Anda jelaskan usulan Undang-Undang Organik untuk Hak Seksual dan Hak Reproduksi kepada kami?
Undang-undang tersebut memiliki enam bab yang memberikan hak atas informasi dan pendidikan seks; hak untuk diakui sesuai dengan identitas gender, ekspresi gender dan orientasi seksual seseorang; hak untuk kesenangan dan erotisme;dan hak untuk secara bebas menentukan pergaulan seksual.
Tentu saja,undang-undang tersebut juga menyentuh hak-hak reproduksi orang-orang; yang memerlukan keluarga berencana dan kontrasepsi (termasuk pil pagi hari) menjadi mudah diakses sambil menghukum kekerasan kebidanan.
Sebagai tambahan, pasal terakhir undang-undang tersebut menjamin bahwa ketika nyawa ibu terancam (yang mana satu-satunya situasi di mana aborsi dilegalkan di Venezuela), KUHP benar-benar akan diberlakukan. Diperlukan mekanis hukum agar tenaga medis di pusat kesehatan publik dan swasta tidak dapat menghalangi aborsi dengan menuduh keyakinan pribadi.
Terakhir, undang-undang tersebut ditutup dengan disposisi yang akan menghapus pasal-pasal 430 sampai 434 KUHP. Dengan kata lain, undang-undnag tersebut akan membuka jalan untuk dekriminalisasi aborsi.
Kami pikir ini adalah hukum yang progresif. Hal itu mengakui hak-hak orang hamil, perempuan dan anak-anak. Selain itu, menetapkan dasar untuk melahirkan yang manusiawi.
Ini merupakan terjemahan dari tulisan Cira Pascual Marquina-Venezuelanalysis
Tulisan asli dapat dilihat di https://venezuelanalysis.com/interviews/15605