Panggung Merdeka 100%: Kemerdekaan Semu, Lingkungan Semakin Rusak, Rakyat Semakin Dieksploitasi

Jakarta, 17 Agustus 2025 — Di tengah perayaan 80 tahun kemerdekaan yang sarat dengan klaim pemerintah tentang “delapan kemerdekaan”, kenyataan di lapangan justru menunjukkan sebaliknya: perampokan sumber daya alam, kerusakan lingkungan, dan kerja eksploitatif masih menjadi wajah sehari-hari rakyat. Untuk menantang narasi itu, Panggung Merdeka 100% yang diselenggarakan oleh Perempuan Mahardhika menggelar diskusi paralel kedua dengan tema “Imajinasi Ekologi dan Politik untuk Dunia yang Adil”.

Diskusi ini menghadirkan Anna (Aliansi Mahasiswa Papua), Vivi (Perempuan Mahardhika), Decmonth (Partai Hijau Indonesia), Mareta Sari (JATAM), dan Rizki (ARC). Mereka memaparkan imajinasi politik-ekonomi alternatif yang berpihak pada rakyat, lingkungan, dan keadilan sosial.

 

Papua: Kedaulatan Rakyat Adat

Anna dari Aliansi Mahasiswa Papua menegaskan bahwa Papua sedang menghadapi situasi kehancuran akibat pemekaran menjadi enam provinsi dan masifnya perampokan sumber daya alam. Menurutnya, ilmu dan pengetahuan sejati ada di masyarakat adat, namun kini dirampas oleh kapitalisme.

“Imajinasi politik Papua adalah kembali pada kedaulatan rakyat Papua itu sendiri. Militerisme dan imperialisme harus ditolak, dan ruang solidaritas untuk rakyat Papua harus seratus persen mendukung penentuan nasib sendiri,” ujar Anna.

Ia juga menekankan pentingnya metode berorganisasi berbasis adat, dengan membangun ruang diskusi yang militan, terus-menerus, dan melibatkan emosi kolektif dalam membicarakan isu-isu sosial.

 

Ekologi dan Perlawanan Perempuan

Vivi dari Perempuan Mahardhika menyoroti hak dasar manusia atas lingkungan yang sehat—udara bersih, tanah subur, dan akses adil terhadap sumber daya alam. Ia mengkritik dominasi perusahaan besar yang merampas hak rakyat.

“Kerusakan lingkungan hanya bisa dicegah jika sumber daya dikelola secara demokratis, bukan untuk segelintir elite. Semua perjuangan, sekecil apa pun, adalah bagian dari perjuangan kelas. Kapitalisme menggunakan kekerasan terhadap perempuan sebagai alat eksploitasi. Karena itu kita harus berorganisasi lintas isu dan interseksional,” tegas Vivi.

 

Politik Hijau dan Kolektivitas

Decmonth dari Partai Hijau Indonesia menekankan pentingnya organisasi politik rakyat.

“Imajinasi kita berangkat dari hidup yang bersih, adil, dan lestari. Musuh kita juga terorganisir, karena itu kita tak bisa sendiri-sendiri. Partai rakyat dibutuhkan agar kebijakan tidak hanya ditentukan segelintir elite, tapi lahir dari solusi ekologis dan solidaritas masyarakat,” jelas Decmonth.

 

Perlawanan dari Akar Rumput

Mareta Sari dari Jaringan Advokasi Tambang (JATAM) menilai imajinasi ekologi saat ini semakin sulit karena perampasan lahan, pajak tinggi, dan eksploitasi produksi. Namun, ia memberi contoh desa di Kalimantan Timur yang menolak tambang dan membangun cara hidup alternatif melalui ekowisata serta perkebunan kolektif.

“Kekuatan rakyat jauh lebih besar dari apa pun. Tidak ada cara yang ideal, tapi yang penting kita selalu bersuara, selalu mengganggu, dan terus memperjuangkan kemerdekaan seratus persen,” kata Mareta.

 

Organisasi dan Analisis Kelas

Rizki dari ARC menekankan pentingnya politik berbasis analisis kelas. Menurutnya, sejak dekade 1965, ruang politik kiri nyaris dihapus, padahal gerakan rakyat membutuhkan jejaring organisasi nasional dan internasional.

“Organisasi sosial harus punya analisis kelas. Semua orang adalah pekerja yang mengalami diskriminasi dan eksploitasi. Produksi pengetahuan, kaderisasi, dan pengorganisiran harus berlanjut tanpa henti. Kritik internal jangan sampai menghentikan pergerakan—imajinasi setiap organisasi harus hidup dan terus diperjuangkan,” ujar Rizki.

Diskusi ini menunjukkan bahwa imajinasi politik-ekonomi rakyat tidak pernah padam, meski ditindas kapitalisme, militerisme, dan imperialisme. Dari Papua hingga Kalimantan, dari gerakan perempuan hingga politik hijau, suara-suara perlawanan terus merajut solidaritas lintas isu. Panggung Merdeka 100% menegaskan bahwa hanya dengan konsolidasi kolektif, rakyat bisa merebut kembali kedaulatan dan membangun dunia yang adil serta lestari.

 

📌 Catatan Redaksi
Diskusi ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Panggung Merdeka 100%, ruang perlawanan dan perayaan kemerdekaan rakyat yang mengusung visi Indonesia tanpa eksploitasi, diskriminasi, dan penindasan.

📞 Narahubung:
0895-1044-1217 | 0857-5351-4559 | 0878-4151-1460

Perempuan Mahardhika

Comments

wave
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Press ESC to close