Surat Pada Presiden untuk Menolak Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional kepada Jenderal Besar (Purn.) H.M. Soeharto.

Jakarta, 31 Oktober 2025

 

Kepada Yth.
SAUDARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

di Istana Merdeka

Jakarta

Perihal: Permintaan untuk menolak penganugerahan gelar Pahlawan Nasional kepada Jenderal Besar (Purn.) H.M. Soeharto.

 

Kami rakyat Indonesia dari berbagai elemen dan latar belakang di Indonesia maupun di luar Indonesia, dengan penuh kesadaran dan rasa tanggungjawab, menyatakan penolakan kami terhadap rencana penganugerahan gelar Pahlawan Nasional kepada mendiang Presiden Soeharto.

Kami memahami bahwa sejarah adalah narasi yang kompleks. Namun, gelar “Pahlawan Nasional” adalah penghargaan tertinggi bangsa yang melekat pada nilai-nilai kepahlawanan, keteladanan, perjuangan untuk keadilan dan kemanusiaan, serta pengorbanan bagi kemaslahatan rakyat.

Berdasarkan pertimbangan moral, historis, dan hukum, kami yakin bahwa rekam jejak Soeharto tidak mencerminkan nilai-nilai luhur tersebut.

Adapun alasan penolakan dan dasar argumentasi kami antara lain:

  1.    Pelanggaran Berat Hak Asasi Manusia (HAM) Yang Masih Belum Terselesaikan. Masa Orde Baru di bawah kepemimpinan Soeharto diwarnai oleh sejumlah peristiwa kelam yang menimbulkan luka mendalam bagi bangsa ini. Peristiwa-peristiwa ini (antara lain Tragedi 1965-1966, Penembakan Misterius 1982-1985, Pelanggaran HAM di Aceh, Papua dan Timor Timur) yang melibatkan kekerasan negara secara sistematis, dan hingga kini korban serta keluarganya belum mendapat pengakuan dan keadilan.
  2.    Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) Yang Sistematis. Praktik KKN merajalela dan menjadi budaya selama 32 tahun masa pemerintahan Soeharto. Kekayaan negara dikontrol oleh segelintir orang dekat kekuasaan (oligarki), sementara rakyat kecil hidup dalam kesulitan. Terjadi praktek monopoli bisnis keluarga di berbagai sektor strategis perekonomian melalui fasilitas dan proteksi dari negara. Skandal korupsi besar Dana Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) yang melibatkan konglomerat dekat kekuasaan dan memberatkan perekonomian nasional. Selain itu berbagai yayasan yang dikelola keluarga Cendana menjadi alat untuk mengumpulkan dana “sumbangan” paksa dari pengusaha dan pegawai negeri. TAP MPR Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme, khususnya Pasal 4 yang menyebut nama Soeharto sebagai pihak yang menjadi sasaran pemberantasan KKN tidak dapat dianggap selesai hanya karena yang bersangkutan telah meninggal dunia.
  3.    Pemberangusan Demokrasi Dan Kebebasan Berpendapat. Rezim Orde Baru menciptakan sistem politik yang otoriter dengan mengerdilkan dan memaksakan fusi partai politik menjadi hanya tiga partai, membatasi kebebasan pers dan kebebasan dunia akademik, mengontrol karya seni dan organisasi seniman, menerapkan doktrin Dwi Fungsi ABRI yang menyebabkan militer terlibat dalam politik dan pemerintahan sipil, meredam suara oposisi. Sesungguhnya seluruh sistem dan pranata sosial, politik, dan kenegaraan Republik Indonesia telah hancur saat Soeharto berpidato tentang ketidak sediaannya meneruskan pemerintahannya pada 21 Mei 1998 dan hal ini tidak pernah dipertanggungjawabkannya.
  4.    Dampak Sosial dan Ekonomi yang Timpang. Di balik stabilitas ekonomi yang sering dipuji, kebijakan Soeharto menciptakan kesenjangan sosial-ekonomi yang lebar. Pembangunan terpusat di Jawa dan mengabaikan daerah lain. Program Transmigrasi menimbulkan konflik horizontal dengan penduduk setempat. Krisis Moneter 1998 menjadi bukti kerapuhan fondasi ekonomi yang dibangun di atas praktik KKN.

Karena itu, kami meminta SAUDARA untuk menolak penganugerahan gelar Pahlawan Nasional kepada Jenderal Besar (Purn) H.M. Soeharto dengan cara mengabaikan dan tidak meloloskan usulan yang disampaikan Dewan Gelar yang telah menimbulkan banyak kontroversi sejak proses dimulainya pengusulan. Saat ini popularitas SAUDARA sebagai Presiden Republik Indonesia cukup tinggi di Indonesia maupun di dunia internasional, jangan sampai persetujuan SAUDARA untuk memberikan anugerah gelar Pahlawan Nasional kepada Soeharto akan menjadi kontra-produktif dan menjatuhkan wibawa serta nama baik SAUDARA. Tindakan SAUDARA menganugerahi Gelar Pahlawan Nasional kepada Soeharto akan menjadi pertanda nyata matinya reformasi di Indonesia.

Tindakan penganugerahan kepada Soeharto menjadi Pahlawan Nasional yang notabene adalah mertua SAUDARA adalah bagian dari benturan kepentingan (conflict of interest) yang akan mengundang kecaman secara luas. Publik akan membandingkan SAUDARA dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang menolak memberikan gelar Pahlawan Nasional kepada Sarwo Edhie Wibowo (yang notabene adalah mertuanya) dengan alasan adanya benturan kepentingan.  SAUDARA akan mendapat respon penolakan puluhan juta Generasi Z (Genzi) Indonesia  yang sulit dibendung karena mereka bagian dari jaringan global yang tidak tergabung dalam organisasi resmi apapun. Para Genzi Indonesia yang memiliki pemikiran independen ini akan mencatat keputusan menjadikan Soeharto sebagai Pahlawan Nasional adalah sebuah lembaran hitam bagi kehidupan mereka.

Pemberian anugerah gelar Pahlawan Nasional kepada Soeharto bukan hanya sebuah pengkhianatan terhadap para korban dan nilai-nilai demokrasi, tetapi juga pengkhianatan terhadap reformasi serta merupakan pengaburan sejarah yang berbahaya bagi generasi muda. Gelar ini hanya layak diberikan kepada mereka yang benar-benar berjuang untuk kemerdekaan, keadilan, kemanusiaan, serta  kedaulatan rakyat; bukan kepada pemimpin yang masa jabatannya diwarnai oleh otoritarianisme dan pelanggaran hak asasi manusia rakyatnya.

Kami ingin mengajak seluruh elemen bangsa untuk belajar dari sejarah secara jernih dan kritis, mengambil pelajaran dari kesalahan masa lalu dalam rangka membangun Indonesia yang lebih demokratis, adil, serta menghargai hak asasi manusia.

 

Hormat kami,

 

Daftar pendukung surat ke Presiden tolak pemberian gelar pahlawan nasional untuk Soeharto.

  1. ⁠Marzuki Darusman (Ketua Komnas HAM 1996-1998, Jaksa Agung 1999-2001)
  2. Aan Anshori (Jaringan Islam Anti Diskriminasi)
  3. Abdurrachman (Individu)
  4. Aboeprijadi Santoso (Penulis)
  5. Widyanta (Social Research Centre UGM)
  6. Achmad Munjid (Akademisi Universitas Gadjah Mada)
  7. Afni Silaban (Master Student, the University of Melbourne)
  8. Ahmad Nashih Luthfi (penulis)
  9. Ade Zuchri (Ketua Umum Sarekat HIjau Indonesia)
  10. Ahmad Badawi (Perkumpulan Praxis Indonesia)
  11. Amalinda Savirani (Akademisi FISIPOL UGM)
  12. Ang Swie Thang (Diaspora Indonesia di Hong Kong)
  13. Anna Mariana (Peneliti)
  14. Ani Soetjipto(Akademisi, Guru Besar UI)
  15. Adnan Yazar Zulkifar (Akademisi Universitas Padjadjaran)
  16. Alfian Widi Santoso (Peneliti sejarah)
  17. Agung Wardana (Akademisi UGM)
  18. Agus Mediarta (Akademisi UMN)
  19. Agussalim (Advokat Sulawesi Tengah – Serikat Pekerja Hukum Progresif)
  20. Agus Wahyudi (Filsafat UGM)
  21. Agrar Sudrajat (Peneliti)
  22. ⁠Akmal Taher (Akademisi Universitas Indonesia)
  23. Alexander Jebadu (IFTK Ledalero)
  24. Alexander Raymon (Penulis)
  25. Alexander S Lanur (Akademisi STF Driyarkara)
  26. Alexander Maxchaelen Feilex Aeksi Nauli Sihombing (Alumni Fisipol UGM)
  27. Alif Iman Nurlambang (Gerakan Indonesia Kita)
  28. Aloysius Gunadi Brata (Akademisi, Yogyakarta)
  29. Allan FG Wardhana (Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia)
  30. Aminah Idris
  31. Alviani Sabillah (Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia)
  32. Alfath Bagus Panuntun El Nur Indonesia (Dosen FISIPOL UGM)
  33. Andreas Harsono (Yayasan Pantau)
  34. Andri Yunus (Kontras)
  35. Andrik Sulistyawan (SINTAS)
  36. Andi Achdian (Sejarawan)
  37. ⁠Anna Hadi Purnamasari (Suara Ibu Indonesia)
  38. Ani Soetjipto (Akademisi, Guru Besar Universitas Indonesia)
  39. Anitra Sitanggang
  40. Antonius Bastian Limahekin (IFTK Ledalero)
  41. Arif Harsana (Exil Indonesia di Jerman)
  42. Arfan Aziz (Dekan Fakultas Sains dan Teknologi(FST), UIN Jambi)
  43. Arfiansyah (Akademisi UIN Malikul Saleh)
  44. Arie Sujito (Akademisi Universitas Gajah Mada)
  45. Arief Syahrul Tiro, (Guru Sejarah, NTB)
  46. Aries Samudra Wicaksono (Penulis dan Editor Buku Nonfiksi)
  47. ⁠Arif Susanto (Exposit Strategic)
  48. ⁠Arif Zulkifli (CEO Tempo Media Grup, Anggota Dewan Pers 2019–2025)
  49. Arniyanti (Koordinator TLC/Gemawan Pontianak)
  50. Aryo Danusiri (Akademisi Universitas Indonesia)
  51. Arya Budi (Akademisi FISIPOL UGM)
  52. Artien Utrecht(Penulis)
  53. Ashila Alma (SCRIP)
  54. Asih Candra
  55. Asrianty Purwantini (Pokjatap Kembali ke UUD’45)
  56. Astrid Salsabila (Periset/Alumni CRCS UGM)
  57. Asvi Warman Adam (Profesor Riset Purnabhakti BRIN)
  58. Astutik Supraptini (Aktivist HAM independen)
  59. ⁠Ati Nurbaiti (Pendiri Aliansi Jurnalis Independen)
  60. Aulia Rizal
  61. ⁠Avianti Armand (Penulis)
  62. Awan Sastrawijaya (Gerakan Laudato Si’ Indonesia Chapter Bandung)
  63. Ayu Diasti Rahmawati (Akademisi FISIPOL Universitas Gadjah Mada, Amerika Bergerak)
  64. Ayuni (Aktivist HAM Independen)
  65. Ayu Utami (Penulis)
  66. Azifah R Astrina (Akademisi FISIPOL UGM)
  67. Bayu Aji (Sejarawan)
  68. Bahrudin (Akademisi FISIPOL UGM)
  69. Bambang Sundayana (Asosiasi Antropologi Indonesia Pengda Jawa Barat)
  70. ⁠Beni Kurnia Illahi (Fakultas Hukum Universitas Bengkulu)
  71. Benny D Setianto (Akademisi, UNIKA Soegijapranata)
  72. Bernardus Hayong (IFTK Ledalero)
  73. Bernadete Eko Rahayuningsih
  74. Bilal Dewansyah (Akademisi Universitas Padjadjaran)
  75. Binsar Jonathan Pakpahan (Sekolah Tinggi Filsafat Theologi Jakarta)
  76. Bivitri Susanti (Dosen STHI Jentera)
  77. Bernardus Boli Ujan (IFTK Ledalero)
  78. Bonar Togar Naipospos (Setara Institute)
  79. Bonni Triyana (Historia)
  80. Boy Mihaballo (Komunitas NocturNo)
  81. Budhy Munawar-Rachman (Akademisi STF Driyarkara).
  82. Budi Hernawan (Akademisi STF Driyarkara)
  83. Budi Iman Santoso (Akademisi Universitas Indonesia)
  84. Budi Santoso (Akademisi, Guru Besar Universitas Airlangga)
  85. Budi Setiadi Daryono (Dosen, Guru Besar Biologi UGM)
  86. Butet Kartaredjasa (Seniman)
  87. Cak Bonang (AMAK. Aliansi Masyarakat Anti Korupsi)
  88. Cakra (Individu)
  89. Caroline Paskarina (Akademisi/Guru Besar Universitas Padjadjaran)
  90. Ciptaning Larastiti (Peneliti sosial, alumni UGM)
  91. CB Mulyatno (Akademisi, GB U. Sanata Dharma)
  92. Chan Chung Tak (Diaspora Indonesia di Hong Kong)
  93. Chan Sik Yin (Diaspora Indonesia di Hong Kong)
  94. Chan Yan Lu (Diaspora Indonesia di Hong Kong)
  95. ⁠Charles Simabura (Fakultas Hukum Universitas Andalas)
  96. Daldiyono (Akademisi/Guru Besar em. Universitas Indonesia)
  97. Dadang Trisasongko (Pembina ILRC)
  98. Damar Juniarto (Board Amnesty Indonesia, PIKAT Demokrasi)
  99. Damayanti Buchori, ecologist(IPB)
  100. ⁠Daniel Frits Maurits Tangkilisan (Pegiat Lingkungan Karimunjawa di Klik: Rakyat)
  101. Danang Widoyoko (Sekjen Transparency Internasional Indonesia)
  102. Chandra Kirana (Akademisi Universitas Indonesia)
  103. Dcolo (Seniman)
  104. Debbie Prabawati (Peneliti)
  105. Dédé Oetomo (Individu)
  106. Denny Indrayana (Integrity Law Office)
  107. Devi Adiryanti (Surau Tuo Institute)
  108. Devy Dhian Cahyati, (Akademisi FISIPOL UGM/ Perth Bergerak)
  109. Dwi Kundoyo (Pendiri FKSMJ)
  110. Deddy Arsya (Penulis)
  111. Dede Rahmat (Alumni Universitas Paramadina)
  112. Dhia Al-Uyun (Fakultas Hukum Universitas Brawijaya)
  113. Dian Kartikasari (Aktivis Perempuan, Aktivis HAM)
  114. Dian Noeswantari (KIKA)
  115. Dian Purba (Akademisi di Taruntung)
  116. Diasma Sandi Swandaru (Mahasiswa S3 Tannas UGM)
  117. Didi Kwartanada (Sejarahwan Partikelir)
  118. Didi Yakub (Pekerja Migran)
  119. Dolorosa Sinaga (Dosen Utama Institut Kesenian Jakarta, Patron of Hampstead School of Art, London UK)
  120. Dodi Faedlulloh (Universitas Lampung)
  121. ⁠Donny Danardono(FH Unika Soegijapranata)
  122. ⁠Dyah Wirastri (Akademisi Universitas Indonesia)
  123. Dwi Kundoyo sekjen Spartan Indonesia, Pendiri FKSMJ)
  124. Eddy Kristiyanto (akademisi, GB STF Driyarkara)
  125. Eko Riyadi (Akademisi, UII)
  126. ⁠Erpan Faryadi (Aktivis Agraria/Anggota Pendiri AGRA/Sekjend KPA 2002-2005)
  127. Erwin Silaban
  128. Ervyn Young (Seknas FITRA)
  129. Evi Lina Sutrisno(Akademisi FISIPOL UGM)
  130. Budi Hardiman (Akademisi, GB UPH)
  131. Wawan Setyadi (Akademisi STF Driyarkara)
  132. Fahmi Panimbang (IndoProgress)
  133. Farida Ishaya
  134. Fatih Gama Abisono (Alumni UGM)
  135. Fadli Ramadhanil (Fakultas Hukum Universitas Andalas)
  136. Feri Amsari (Universitas Andalas)
  137. Felix Baghi (IFTK Ledalero)
  138. Feliks Erasmus Argha (STF Driyarkara)
  139. ⁠Ferry Haryono Machus (Ketua PIJAR Indonesia era Soeharto)
  140. Ferry Mahulette (Periset/Alumni CRCS UGM)
  141. Franz Magnis-Soeseno, SJ (Akademisi/Guru Besar STF Driyarkara)
  142. Fatih Gama Abisono (Alumni Fisipol UGM)
  143. Fikrul Hanif Sufyan (Periset LeKSA)
  144. Fajar Kelana (Diaspora)
  145. Firda Ainun Ula (Rifka Annisa, Yogyakarta)
  146. Firda Amalia Putri (Board Amnesty International Indonesia)
  147. FX Eko Armada Riyanto (Akademisi GB STFT Widya Sasana, Malang)
  148. Gabriel Lele (Fisipol UGM)
  149. ⁠Gadis Arivia (Akademisi, Montgomery College, UMD)
  150. Ghamal Satya Mohammad (Research Centre Murdoch)
  151. Galuh Wandita (Aktivis/direktur Asia Justice and Rights AJAR)
  152. Geger Riyanto (Akademisi Universitas Indonesia)
  153. Giri Ahmad Taufik (AkademisiUniversitas Pendidikan Indonesia)
  154. Grace Leksana (Peneliti)
  155. Gogol Rusiyanadi (Aktivis HAM)
  156. Agung Satria (Akademisi STF Driyarkara)
  157. Dwi Kristanto (Akademisi STF Driyarkara)
  158. Habibah S. Muhidin (Akademisi Universitas Hasanudin)
  159. Haidar Adam (ACJHR UNAIR)
  160. Halim HD (Pegiat Seni)
  161. Hamid Basyaib (Penulis )
  162. ⁠Handoko Wibowo (Advokat Omahtani Batang)
  163. Hari Nugroho (Akademisi Universitas Indonesia)
  164. Haryadi (Akademisi Universitas Airlangga)
  165. Hegel Terome (Kalyanamitra)
  166. Harry Truman (Arkeolog)
  167. Hasan Sjahrir (Akademisi FK Universitas Sumatera Utara)
  168. Hasrul Halili (Akademisi Universitas Gadjah Mada)
  169. Harjono (Aktivis kemanusiaan)
  170. Helda Khasmy (Ketua Serikat Perempuan Indonesia/Chairperson ILPS Chapter Indonesia)
  171. Hendaru Tri Hanggoro (Media Kreatif)
  172. Hendardi (Setara Institute)
  173. Hendra Sutedja (Akademisi STF Driyarkara).
  174. Hendrikus Maku (IFTK Ledalero)
  175. ⁠Henky Wijaya (Leiden Law School)
  176. Henny Supolo (Cahaya Guru)
  177. Hermawansyah (Kalbar)
  178. Herry Anggoro Djatmiko (Arsiparis)
  179. Herdiansyah Hamzah (Fakultas Hukum Universitas Mulawarman)
  180. Herlambang P. Wiratraman (Akademisi Uiversitas Gajah Mada)
  181. Hermansyah (Tokoh Pemuda Suku Bangsa Minoritas Sakai, Riau)
  182. ⁠Heru Hendratmoko (Ketua Aliansi Jurnalis Independen 2005–2008)
  183. Hesti Armiwulan (Akademisi Fakultas Hukum Universitas Surabaya)
  184. Hieronimus Yoseph Dei Rupa (Akademisi STF Driyarkara)
  185. Gede Arka
  186. I Gusti Ketut Agung (Taman 65)
  187. I Ngurah Suryawan (Universitas Warmadewa, Bali)
  188. Idul Rishan (Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia)
  189. Idhamsyah Eka Putra (Universitas Persada Indonesia)
  190. Ignasius Ledot (JPIC SVD)
  191. Ihsan Ali-Fauzi (Direktur Pusat Studi Agama dan DemokrasiPUSAD Paramadina)
  192. Ika Agustina (Direktur Eksekutif Kalyanamitra)
  193. Ika Ardina (Masyarakat, Suara Ibu Indonesia)
  194. Ilsa Nelwan (Yayasan Jaringan Relawan Independen)
  195. Ilham Jimbo (Federasi SEBUMI)
  196. ⁠Imam Ardhianto (Akademisi Universitas Indonesia)
  197. Imam Koeswahyono (Akademisi/Guru Besar Universitas Brawijaya)
  198. Iman Zanatul Haeri (Guru Sejarah Al Tsaqafah)
  199. ⁠Inaya Rakhmani (Akademisi Universitas Indonesia)
  200. Indro Suprobo
  201. Irawita(Seniman Teater, Puan Seni)
  202. Irene Purwantari (ISSI)
  203. Iskak Ismuwidarto (LSPM)
  204. Ismail H. Dilogo (Akademisi, Guru Besar Universitas Indonesia)
  205. Ita Fatia Nadia (Sejarawan dan Ketua RUAS)
  206. Ita Siregar (Penulis, Puan Seni)
  207. Ignatius Haryanto (Pendiri LSPP)
  208. Iva Kasuma (Akademisi UI)
  209. Ivan Aulia Ahsan (Pemimpin Redaksi NU Online)
  210. Iwan Satriawan (Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Yogyakarta)
  211. J Kamal Farza (Pengacara)
  212. ⁠J. Sudarminta (Akademisi STF Driyarkara)
  213. Janianton Damanik (Dosen Fisipol UGM)
  214. Jaleswari Pramodhawardani (Peneliti)
  215. Januardi Husin (Aliansi Jurnalis Independen / AJI Yogyakarta)
  216. Jarna Mansur
  217. Joss Wibisono (Penulis dan Peneliti)
  218. Joice Marulam (Arkeolog)
  219. Jonathan Peter Tehusijarana (Sejarawan)
  220. Judhi Kristantini (SPAK Indonesia)
  221. ⁠Julia Suryakusuma (Intelektual Publik, Penulis dan Aktivis Feminis, Penerima Order of the Crown dari Raja Belgia 2021)
  222. Joachim D.J. (KSBH)
  223. Joash Tapiheru (Dosen FISIPOL UGM)
  224. Joni Sujarman (Provoke Institute)
  225. Kamala Chandrakirana (Ketua Komnas Perempuan 2003-2009)
  226. Kania Roesli (Seniman)
  227. ⁠Karlina Supelli (Akademisi STF Driyarkara)
  228. Keni Soeriaatmadja (Seniman)
  229. Khalisah Khalid (Aktivis Lingkungan Hidup)
  230. Khidir M. Prawirosusanto (Akademisi Universitas Gajah Mada)
  231. Khanis Suvianita (IFTK Ledalero)
  232. Khamid Istakhori (Global Union Solidarity)
  233. Kanisius Bhila (IFTK Ledalero)
  234. Kurniawan (Peneliti)
  235. Kurniawan Sabar (Direktur Institute for National and Democracy Studies/INDIES)
  236. Kusnandi Rusmil (Akademisi FK Universitas Padjadjaran)
  237. Kresno Brahmantyo (Public History)
  238. Koentjoro (Purna Tugas Dosen UGM)
  239. Laksmi Safitri (Peneliti CRRS)
  240. Lamtiur Tampubolon(Akademisi Universitas Atma Jaya)
  241. Lea Pamungkas (Penulis, Penerjemah, Jurnalis Independen)
  242. Lesty Admodjo
  243. Leo Kleden, SVD (IFTK Ledaelro)
  244. Lia Siagian (Komunitas NocturNo)
  245. Liao Wan Lan (Diaspora Indonesia di Hong Kong)
  246. Lim Giok Lan (Diaspora Indonesia di Hong Kong)
  247. Linawati Sidarto (Penulis)
  248. Listia (Penulis, Yogyakarta)
  249. Liza Farihah (Phd Candidate, the University of Melbourne)
  250. Longgina Novadona Bayo(Akademisi FISIPOL UGM, Graduate Researcher Faculty of Arts Unimelb)
  251. Lukas Ispandriarno (Masyarakat Peduli Media)
  252. ⁠Luky Djani (Dosen Universitas Pembangunan Nasional-Veteran)
  253. Lugina Setyawati (Akademisi Universitas Indonesia)
  254. Marcus Priyo Gunarto (Akademisi UGM)
  255. M Nurul Fajri (Universitas Andalas)
  256. ⁠M. Yoppy Adhihernawan (Akademisi Universitas Padjadjaran)
  257. Muhammad Fauzi(Sejarawan)
  258. ⁠Manneke Budiman (Akademisi/Guru Besar UI)
  259. Made Supriatna (Peneliti ISEAS Fellow)
  260. Mardyah Chamim (Aktivis)
  261. Maria Y.S. (Pensiunan Karyawan Pelayanan Kesehatan)
  262. Maria Imakulata Tere (IFTK Ledalero)
  263. Marintan Sirait(Seniman, Jendela Ide Indonesia & Rumpun Indonesia)
  264. Martasudjita (Akademisi/Guru Besar U. Sanata Dharma)
  265. Masduki (Akademisi UII Yogya)
  266. Matius (Koalisi Lintas Isu)
  267. ⁠⁠Mathius Hosang (PNS 1993-2023, Akademisi dan AktivisLingkungan)
  268. Maulida Sri Handayani(Ikatan Keluarga Alumni Driyarkara)
  269. Mayling Oey- Gardiner (Akademisi/Guru Besar em. UI)
  270. MA Therik (Akademisi Satyawacana)
  271. Media Wahyudi Askar (Akademisi UGM)
  272. Mei Susanto (Akademisi Universitas Padjadjaran)
  273. ⁠Meilihanny Sosrowardoyo (Pegiat Wastra)
  274. Melani Budianta (Pekerja Budaya)
  275. Melani Abdulkadir-sunito (FEMA IPB)
  276. Mery Kolimon(Jaringan Perempuan Indonesia Timur)
  277. Michael H. B. Raditya (Researcher, the University of Melbourne)
  278. Milda L. Pinem (Akademisi, UGM)
  279. Mirza Satria Buana (Fakultas Hukum Universitas Lambung Mangkurat)
  280. Mia Siscawati (Akademisi UI)
  281. Mochamad Chazienul Ulum (Universitas Brawijaya)
  282. Mohammad Fernanda Wahdani
  283. Mohammad Fernanda (IMM Surakarta)
  284. Muchamad Ali Safa’at (Fakultas Hukum Universitas Brawijaya)
  285. Muhamad Isnur (Ketua Umum YLBHI)
  286. Muhammad Aulia Iskandar Muda (Universitas Paramadina)
  287. Muhammad Iqbal (Akademisi UIN Palangkaraya)
  288. Muhammad Nur Ramadhan (STHI Jentera)
  289. Muhammad Naziful Haq (Eksekutif Direktur Public Virtue Research Institute)
  290. Muji Sutrisno (Akademisi STF Driyarkara)
  291. Mukhtasar Syamsuddin (Akademisi, GB UGM)
  292. Mutiara Ika Pratiwi (Ketua Perempuan Mahardhika)
  293. Myra Diarsih (Pendidik, Konselor)
  294. Mike Verawati (KPI)
  295. Nany Afrida (Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen (AJI ) Indonesia
  296. Nani Soewarto
  297. Nandang Sutrisno (Akademisi, Guru Besar UII)
  298. Nandini Sunito
  299. Natalia Soebagjo (Ketua Perkumpulan Jaga Pemilu)
  300. Nenden Sekar Arum (Direktur Eksekutif SAFEnet)
  301. Ni Made Martini Puteri (Akademisi Universitas Indonesia)
  302. Nina Mutmainah (Akademisi Universitas Indonesia)
  303. Nining Darmo ( Solidaritas Perempuan)
  304. K. Endah Triwijati (psikolog dan pendiri Savy Amira Surabaya)
  305. ⁠Noer Fauzi Rachman (ScholarActivist)
  306. Norman Joshua (Research Fellow Hoover Institution, Stanford University)
  307. Nugroho Dewanto (Produser Film)
  308. Nur Iman Subono (Akademisi Universitas Indonesia)
  309. Nurul Nurhandjati (Akademisi Universitas Indonesia)
  310. Nyo Chong Tie (Diaspora Indonesia di Hong Kong)
  311. Olga Lydia (Seniman)
  312. Olin Monteiro (Aktivis dan Produser Seni Budaya)
  313. Olivia (Akademisi Universitas Kristen Petra Surabaya)
  314. Ong Mei Sin (Diaspora Indonesia di Hong Kong)
  315. Otto Adi Yulianto (peneliti Mindset Institute)
  316. Otto Gusti Madung (IFTK Ledalero)
  317. ⁠P.M. Laksono (Purnabhakti Guru Besar Universitas Gajah Mada)
  318. Paulus Pati Lewar (IFTK Ledalero)
  319. Pande K.Trimayuni (FOKAL UI)
  320. Paulus Pati Lewar (IFTK Ledalero)
  321. A. Elga J. Sarapung (Institut Dialog Antar-Iman di Indonesia/Interfidei)
  322. Premana Premadi (Kosmolog)
  323. Pratisto Trinarso (Akademisi F. Filsafat UKMS)
  324. Peter Nelwan (Pensiunan Psikolog)
  325. Petrus Dori (IFTK Ledaelro)
  326. Petrus Sina (IFTK Ledalero)
  327. Pertrik Matanasi (Penulis)
  328. Pinky Saptandari Wisjnubroto (Akademisi Universitas Airlangga)
  329. Pipin Ulya Jamson (Penelitithe University of Melbourne & Melbourne Bergerak)
  330. Priyambudi Sulistiyanto (Flinders University, Adelaide, Soth Australia)
  331. Prito Wijaya (Individu Merdeka)
  332. ⁠Rahayu Hardita Dwi Widyanti (Dosen Pendidikan Sejarah UNINDRA)
  333. Rama Pambudi Dikimara (Dewantara Institute)
  334. Refan Aditya (Periset/Alumni CRCS UGM)
  335. Reza Maulana Hikam (Peneliti Nusantara)
  336. Rezza Maulana (Periset/Alumni FIB UGM
  337. Regina Stella
  338. ⁠Rahayu Prasetianingsih (Akademisi Universitas Padjadjaran)
  339. Rajuddin (Akademisi, Guru Besar USK)
  340. Ramalis Sobandi (Yayasan Tunas Nusa, Bandung)
  341. Ratna Saptari (Akademisi Leiden University)
  342. ⁠Ratna Sitompul (Akademisi/Guru Besar UI)
  343. Ravando (Sejarawan)
  344. ⁠Ray Rangkuti (Lingkar Madani)
  345. Rassela Malinda (Graduate Researcher, the University of Melbourne & Melbourne Bergerak)
  346. RB Abdul Gaffar Karim(Akademisi FISIPOL UGM, Senior advisor Jaringan Gusdurian
  347. Richo Andi Wibowo (Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada)
  348. Rikardo Simarmata (Akademisi Universitas Gadjah Mada)
  349. Rimawan Pradiptyo (Akademisi Universitas Gadjah Mada)
  350. Ririn Sefsani (Aktivis HAM)
  351. Riris K. Toha Sarumpaet (Akademisi/Guru Besar em. UI)
  352. Riris Andono Ahmad (FKK-UGM)
  353. Rika Theo (Peneliti)
  354. ⁠Riwanto Tirtosudarmo (Peneliti Independen)
  355. Robertus Robet (Akademisi/Guru Besar Universitas Negeri Jakarta)
  356. Robert Mirsel (IFTK Ledalero)
  357. Ronny Agustinus (Marjin Kiri)
  358. Roro Sawita (Sejarawan)
  359. Rosnida Sari (Akademisi Universitas Djember)
  360. Ruby Kholifah (AMAN Indonesia)
  361. Rumekso Setyadi (Sentir Media)
  362. ⁠Ruth Indiah Rahayu (Ketua Ikatan Keluarga Alumni Driyarkara)
  363. ⁠Sandra Hamid (Antropolog)
  364. Sapta Nugraha
  365. Sandyawan Sumardi (Jaringan Relawan Kemanusiaan Indonesia)
  366. Sandra Moniaga (Komnas HAM)
  367. Sana Ullaili (FCD)
  368. Syafiq Alielha (Eksponen 1998)
  369. Sari Indriaty (Yayasan Suara Hijau Kita)
  370. Satria Indra Permana (Guru Sejarah, Tanjung Priok)
  371. Satria Unggul (UMSurabaya/KIKA)
  372. Sana Ullaili (Forum Cik Ditiro)
  373. Savic Ali
  374. Savran Billahi (Akademisi UIN Jakarta)
  375. Sasikirana (KoreoLAB & Dance Camp)
  376. ⁠Selly Riawanti (Akademisi Universitas Pajajaran)
  377. Setyo Wibowo, SJ (Akademisi STF Driyarkara)
  378. Sudiarja (akademisi STF Driyarkara)
  379. Servinus H. Nahak (IFTK Ledalero)
  380. Sefrianus Juhani (IFTK Ledalero)
  381. Shinta Maharani (TEMPO dan AJI Indonesia)
  382. Sonny Priyarsono (IPB)
  383. ⁠Simon Petrus Tjahjadi (Akademisi STF Driyarkara)
  384. Siamrotul Ayu Masruroh (KIKA)
  385. So Pin Loan (Diaspora Indonesia di Hong Kong)
  386. Sontiar
  387. Sie Hwie Ing (Diaspora Indonesia di Hong Kong)
  388. ⁠Siti Kusujiarti (Akademisi/Guru Besar Warren Wilson college, NC)
  389. Siti Mazdafiah (aktivist perempuan/Savy Amira Surabaya)
  390. Siti Sukrisno
  391. ⁠Siti Maimunah (TKPT Indonesia)
  392. Siti Setiati (Akademisi, Guru Besar Universitas Indonesia)
  393. Sri Lestari Wahyuningroem(Akademisi Universitas Pembangunan Nasional-Veteran)
  394. Sri Rusminingtyas
  395. ⁠Sriwiyanti Eddyono (Akademisi UGM)
  396. ⁠Standarkiaa Latief (Presidum Nasional Komite Independen Pemantau Pemilu 1997-2000)
  397. ⁠Sukman T. Putra (Akademisi Universitas Indonesia)
  398. Sulistyowati Irianto (Akademisi /Guru Besar, UI)
  399. ⁠Suraya Afiff  (Akademisi Universitas Indonesia)
  400. Susi Dwi Harijanti (Akademisi/ Guru Besar Unpad)
  401. Sungkono
  402. Sutiyono
  403. Svetlana Dayani (Aktivist/Kiprah Perempuan)
  404. Swary Utami Dewi (Individu)
  405. Syaiful Alim (Transformasi Anak Muda Celebes)
  406. Sylvia Tiwon (Praxis)
  407. Symphati Dimas R (Ketua Umum Front Mahasiswa Nasional/FMN)
  408. Tamrin Amal Tomagola (Sosiolog, Ketua Dewan Public Virtue)
  409. Tati Krisnawaty (Individu)
  410. Tan King Lien (Diaspora Indonesia di Hong Kong)
  411. Taufiq Hanafi (Peneliti)
  412. Teddy Prasetyono (Akademisi/ Guru Besar UI)
  413. Thomas Hidya Tjaya (Akademisi STF Driyarkara)
  414. Thoha Mahsun (PPBI Jawa Timur)
  415. The Peng Kiauw (Diaspora Indonesia di Hong Kong)
  416. ⁠Tisna Sanjaya (Seniman)
  417. Tjia Gwat Ing (Diaspora Indonesia di Hong Kong)
  418. ⁠Titi Anggraini (Fakultas Hukum Universitas Indonesia)
  419. Titi Pudji A. (Suara Ibu Bandung)
  420. Titiek Kartika (Akademisi, Universitas Bengkulu)
  421. Tito Panggabean(Penulis)
  422. ⁠Toar JM Lalisang (Akademisi, Guru Besar Universitas Indonesia)
  423. Tom Iljas (Eksil di Swedia)
  424. Tonang Dwi Ardyanto (Akademisi, Guru Besar UNS)
  425. Toni Malakian (Artist)
  426. Tony Prabowo (Komposer)
  427. Tosca Santoso (Pendiri Aliansi Jurnalis Independen)
  428. Tri Agus Susanto (akademisi STPMD APMD Yogyakarta)
  429. Tri Wahyudi (Seniman)
  430. Tri Wahyu (ICM)
  431. ⁠Tunggal Pawestri (Humanis dan Inovasi Sosial)
  432. Tyo Prakoso (Guru Sejarah SMA Negeri 11 Kota Bekasi)
  433. Tyson Tirta
  434. ⁠Ubedillah Badrun (Dosen Universitas Negeri Jakarta)
  435. Ucu Martanto (Akademisi, Universitas Airlangga)
  436. Udin Choirudin (INSISTPress)
  437. Ulin Ni’am Yusron(Pegiat Seni Budaya di Bali)
  438. Upik Djalin (akademisi independen, US)
  439. Usman Hamid (Eksekutif Direktur Amnesty International Indonesia)
  440. Vedi Hadiz (Akademisi, University of Melbourne)
  441. Violla Reininda (STHI Jentera)
  442. Valentina Sri Wjiyanti.
  443. Vivi Widyawati (Perempuan Mahardhika)
  444. Vitrin Haryanti (Lembaga Advokasi Yogyakarta)
  445. Wahyudi Kumorotomo (Akademisi FISIPOL UGM)
  446. Wahyu Susilo (Direktur Eksekutif Migrant CARE dan Keluarga Korban Penculikan)
  447. Wanda Hamidah (Aktivis Kemanusiaan)
  448. Wasingatu Zakiyah (Caksana Institute)
  449. Wilson (Sejarawan)
  450. Wilson Obrigados (IKOHI / Ikatan Kemanusiaan untuk Korban Penghilangan Paksa Indonesia)
  451. Wildan Sena Utama (Sejarawan UGM)
  452. Wandy Tuturoong (ex. Front Aksi Mahasiswa Indonesia)
  453. ⁠Warkhatun Najidah (Fakultas Hukum Universitas Mulawarman)
  454. Wati Sungkono
  455. Wening Udasmoro (Akademisi/Guru Besar UGM)
  456. Wenny Mustika Sari
  457. Widodo Dwi Putro (Akademisi/Guru Besar Unram)
  458. Widyarsono (Akademisi STF Driyarkara)
  459. Widya Fitria Ningsih (Akademisi UGM)
  460. Wilibaldus Gaut (IFTK Ledalero)
  461. ⁠Windhu Purnomo (ahli Kesehatan Universitas Airlangga)
  462. Wiwiek Awiati (Akademisi UI)
  463. Woro Supartinah (Direktur LPESM)
  464. Wuri Handayani (Dosen FEB UGM)
  465. Wicaksana Dramanda (Akademisi yang sedang S3 di Tilburg University)
  466. Ferry Susanto (Akademisi STF Driyarkara)
  467. ⁠Yance Arizona (Akademisi Fakultas Hukum UGM)
  468. Yanuar Nugroho (Akademisi STF Driyarkara)
  469. Yasmine Fernandez
  470. Yap Ie Hoey (Diaspora Indonesia di Hong Kong)
  471. Yayak Yatmaka (Pekerja seni/Perguruan Rakyat Merdeka)
  472. ⁠Yeni Rosa Damayanti (Perhimpunan Jiwa Sehat Indonesia)
  473. Yeri Wirawan (Sejarawan)
  474. Yosep Adi Prasetyo (Ketua Dewan Pers 2016-2019, Wakil Ketua Komnas HAM 2007-2012)
  475. Yo Chong Tie (Diaspora Indonesia di Hong Kong)
  476. Yulia Sugandi (Akademisi/CTSS, IPB)
  477. Yuliana (Akademisi, Universitas Palangkaraya)
  478. Yulianti (Akademisi UGM)
  479. Yunita T. Winarto (Antropolog, Pendamping Petani Tanggap Iklim)
  480. Yusuf Adityoswara Danu Andoko (Pelajar/Siswa SMAN 58 Jakarta)
  481. ⁠Yuvi Avianto Pareanom (Penulis)
  482. Yudistira Permana (SV UGM)
  483. ⁠Zainal Arifin Mochtar (Pengajar Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada)
  484. Zakiudin Munasir (Akademisi UI)
  485. Zumrotin (Remdec)

Perempuan Mahardhika

Comments

wave
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Press ESC to close