Interogasi dan Pemulangan SA dengan motif keperawanan adalah bentuk kekerasan terhadap perempuan.
Pelatih dan Institusi yang berwenang, harus minta maaf!
SA (17) adalah seorang atlet remaja perempuan yang telah membanggakan Indonesia dengan 49 Medali yang sudah ia koleksi sejak kelas 2 SD. Dalam SEA Games 2019 yang berlangsung di Filipina saat ini, SA seharusnya menjadi salah satu perwakilan Indonesia dalam cabang olahraga senam yang selama ini ia geluti. Namun, cita-cita SA harus kandas lantaran dirinya dipulangkan paksa oleh tim kepelatihan karena dianggap tidak lagi perawan. Sebelum dipulangkan, SA mengalami interogasi di Mess tempatnya berlatih. Ditengah rasa malu, tertekan dan stress, saat ini SA bersama Ibunya dan kuasa hukum, terus menuntut keadilan serta permintaan maaf atas perlakuan sewenang-wenang yang menimpa dirinya.
Motif keperawanan yang digunakan untuk menginterogasi dan memulangkan SA adalah bentuk kekerasan terhadap perempuan. Motif tersebut berangkat dari prasangka moral tertentu dan kemudian digunakan untuk menyerang integritas tubuh dan perilaku korban. Motif tersebut menempatkan SA menjadi sasaran diskriminasi, pencemaran nama baik dan penyingkiran dari cabang olahraga yang ia geluti.
Hingga saat ini, pihak tim kepelatihan menyangkal adanya motif keperawanan dalam pemulangan SA. Oleh karenanya, pijakan untuk pernyataan sikap ini adalah dari penuturan korban (SA). Dalam salah satu video wawancara dengan media nasional SA menuturkan “Tapi kenapa saya di Mess saya diinterogasi terus, sampai saya stress sampai gak tau harus ngomong apa. Tapi belum dites, saya bilang ke Pak Indranya, mau tes itu (keperawanan) katanya malu.”[1]
Diskriminasi yang dialami oleh SA menunjukkan bahwa motif keperawanan masih menjadi alat penentu untuk mengukur kecakapan, keahlian, dan kepantasan seorang perempuan di tempat kerja, di sekolah, di cabang keolahragaan, dll. Pada tahun 2015, wacana tes keperawanan dimunculkan oleh beberapa sekolah di Indonesia, dan bahkan telah berlaku di sekolah kedinasan atau kemiliteran[2]. Segala bentuk aturan, kebijakan, baik melalui interogasi atau tes keperawanan secara langsung merupakan serangan dan kontrol terhadap tubuh perempuan. Dampaknya, penilaian yang didasarkan pada standar moralitas ini telah menempatkan perempuan pada situasi yang rentan untuk dipermalukan, dihakimi dan disingkirkan dari ranah keahlian yang ia geluti.
Sebagai jejaring perempuan muda yang memiliki tujuan untuk mewujudkan nilai-nilai kesetaraan dan toleransi, kami mendukung SA dan keluarganya untuk mendapat keadilan. Karenanya, kami menuntut adanya permintaan maaf secara terbuka oleh tim kepelatihan dan institusi yang telah menginterogasi dan memulangkan SA secara paksa, negara harus memulihkan nama baik dan memberikan dukungan psikologis bagi SA. Hal tersebut juga adalah wujud dari komitmen untuk menjamin tidak ada diskriminasi terhadap atlet perempuan Indonesia.
Kami juga mengecam dan menuntut segala aturan, kebijakan baik berupa interogasi atau tes keperawanan untuk dihapuskan. Bebaskan perempuan Indonesia dari belenggu kekerasan dan diskriminasi.
Kami yang bersikap dan mendukung pernyataan ini :
- Perempuan Mahardhika
- Narasi Perempuan – Banjarmasin
- Serikat Perempuan Indonesia (SRIKANDI) – Makassar
- Perempuan Norma Rae – FMK Palu
- PPMI DK Makassar
- FMK Makassar
- LPM JELATA STIE AMKOP MAKASSAR
- LPM Kertas – Makassar
- LPM Antonsakura – Makassar
- Embrio Perempuan Merdeka – Samarinda
- Gerpuan Univ Negeri Jakarta
- KOMUNAL – Makassar
- Pembebasan – Makassar
- LPM DIDAKTIKA UNJ
- Swara Saudari – Purwakarta
- HIMAHI FISIP UNHAS – Makassar
- LPM SUKMA UIN Antasari Banjarmasin
- PMII RAYON FAI UMI MAKASSAR
- KEMASOS FISIP UNHAS – MAKASSAR
- Reswara UPI – Bandung
- LPM Merah Maron – Universitas Negeri Gorontalo
- LPM Humanika IAIN Gorontalo
- Narasi Toleransi Nasional
- Serikat Jurnalis Untuk Keberagaman (SEJUK)
- Narasi Toleransi Chapter Kendari
- Rumah Integritas Gorontalo
- LPM SETARA – UGJ Cirebon
- LPM CEMERLANG – STKIP PGRI Lubuk Linggau
- LPM UNTAN – Pontianak
- LPM Inovasi Unsrat – Manado
- Satu Dalam Perbedaan (Sadap) Indonesia
- LPM Acta Diurna Fispol Unsrat – Manado
- UKM Pers UIM – Makassar
- Akademika STFK Ledalero
- LPM Progress Unindra
- Sisters in Danger – Jakarta
- BHACA – Jakarta
- Simponi – Jakarta
- Komunitas Jurnalis Muda Kediri (KOJURDA)
- Arus Pergerakan Alam Cerahkan Cerianya Hari Esok (ARPACCHE)
- BEM Fakultas Pertanian Universitas Kadiri – Kediri
- Ikatan Alumni Fak. Hukum Univ. Kadiri – Kediri
- GIBEI Universitas Kadiri – Kediri
- D’jour SMKN 1 Kediri
- Koalisi Perempuan Ronggolawe WCC Tuban
- KOPRI PC PMII TUBAN
- LPM Lintas – IAIN Ambon
- LPM OBSESI IAIN Purwokerto
- PPMI DK Surabaya
- LPM Arena- UIN Sunan Kalijaga
- Kolektif Seni Girls Pay The Bills – Jakarta
- LPM Prapanca- UPS Tegal
- PPMI DK KEDIRI
- PPMI DK Pekalongan
- UKM Pers To’ciung
- LPM INMA STAI DU Kandangan Kalsel
- UKM Pers Libratum Universitas Atmajaya Makassar
- LPM Katharsis Kendari
- Kolektif Rosa – Jakarta
- Pembebasan Kolektif Kota Palu
- Eksekutif Kota LMND-DN Palu
- Komite Perjuangan Politik Alternatif Kota Palu
- SEMAD-FMK Palu
- KAPAK-FMK Palu
- Kasimbar Area – Kota Palu
- PMII KOMFEIS CIPUTAT
- KOHATI Cabang Malang
- Cangkang Queer – Medan
- HAPSARI (Himpunan Serikat Perempuan Indonesia) Sumut.
- FITRA Sumut
- HIMAPSOS Univ. Mulawarman -Samarinda
- LEGEND (Literasi Gender) – Samarinda
- Muda Bersuara Semarang
- Gusdurian Semarang
- Lawan Patriarki Semarang
- Lawan Patriarki Nasional
- FOSIA UIN Walisongo
- KOPRI UIN Walisongo
- ELSAP UIN Walisongo
- LPM Justisia Semarang
- LPM Invest Semarang
- Aliansi Barisan Kesetaraan Semarang
- Perempuan Berkisah
- SAFEnet
- perEMPUan
- Api Kartini
- OnwomenID
- Cherbon Feminist
- Aliansi teater mahasiswa FIP UPI- bandung
- Isolapos UPI- bandung
- Perkumpulan Lintas Feminis Jakarta (Jakarta Feminist Discussion Group)
- LPSAP UIN Walisongo
- Never Okay Project (NOP)
- Break the Shell
- Resister Indonesia
- Yayasan PUPA Bengkulu
- Senat FPIPS UPI Bandung
- JMPS UPI Bandung
- HMPS UPI Bandung
- Indonesia Feminist
- BEM STHI Jentera
- STIGMA UIN Jakarta
- Perempuan Berani Bersuara
- LBH Semarang
- Talitakum – Solo
- Qbukatabu
- Space UNJ
- Dear Catcallers Indonesia
- Pikiran Lelaki
- Samasetara.id
- Lowewini
Didukung oleh 111 Organisasi dari komunitas perempuan muda, organisasi mahasiswa, lembaga pers mahasiswa dan juga organisasi pelajar di 26 Kota: Jakarta, Banjarmasin, Makassar, Bandung, Gorontalo, Tuban, Kediri, Tegal, Surabaya, Samarinda, Manado, Cirebon, Kendari, Pekalongan, Ambon, Lubuklinggau, Pontianak, Yogyakarta, , Semarang, Purwokerto, Palu, Malang, Medan, Bengkulu, Solo dan Purwakarta.
SAYA PERCAYA SA! STOP INTEROGASI DAN WACANA TES KEPERAWANAN!
Jaringan Muda Setara
Narahubung:
Tyas: 085753514559
Banjarmasin: Kiky – 08998843121, Makassar: Tuty – 0852-9887-9958, Semarang: Hilya – 0859126274063
Bandung: Revi – 085840076706, Palu: Nia – 0822-5241-2348, Samarinda: Putri – 0823-5021-0433
Kediri: Adam – 0857-0699-6589
[1] Sumber : Instagram Kompas TV https://www.instagram.com/p/B5hWBBVF0eF/?igshid=14obs01aobno4
[2] https://www.kompas.com/tren/read/2019/11/30/194600265/tak-hanya-sea-games-berikut-5-isu-tes-keperawanan-yang-pernah-terjadi?page=all