Buruh Berkisah: Memperjuangkan Hak Perempuan dengan Belajar

Sekolah Kepemimpinan Buruh Perempuan (SKBP) 1 dan 2 yang diselenggarakan oleh Perempuan Mahardhika, diikuti salah satu peserta buruh sawit dari Medan, yaitu Pesta. Sesuai namanya, SKBP ini bertujuan memberikan pengetahuan, pemahaman dan membangun kesempatan kepada buruh-buruh perempuan agar dapat menjadi seorang pemimpin. Sebab semua orang memiliki hak yang sama tidak terkecuali perempuan.

Pengalaman pelatihan ini memberikan kesan yang luar biasa bagi Pesta. Ragam isu dan persoalan dipelajari dan dikaji bersama. Menurutnya fasilitator mampu mengemas materi dan menyampaikan materi secara detail sehingga mudah di pahami.

Kedua pelatihan ini pun memberikan banyak manfaat dan perubahan dalam kesehariannya. “Baguslah, dari pelatihan ini saya jadi tahu banyak hal. Meskipun saya sudah berserikat, isu tersebut tidak tersampaikan secara mendalam di pendidikan serikat” terang Pesta

Pesta memperoleh pengetahuan dan pemahaman baru terkait persoalan hak-hak perempuan yang perlu diperjuangkan. Dari isu kesetaraan gender, keadilan dalam bekerja tanpa diskriminasi, SOGIESC, perundang-undangan, data-data, advokasi hingga perundingan dengan perusahaan.

Pesta menyebutkan bahwa isu kesetaraan gender muncul dalam banyak hal, seperti hak reproduksi perempuan. Ia merasa bahwa hak tersebut masih sulit diperoleh dan juga diskriminasi posisi di tempat kerja meskipun sudah ada undang-undang. 

Dengan mengetahui berbagai hak perempuan dan undang-undang yang dipelajari dari pelatihan, ia mulai memahami bahwa apabila terdapat perlakuan diskriminasi maka perlu untuk dilawan. Bagi Pesta, perempuan memiliki hak yang sama sehingga tidak boleh dibeda-bedakan.

Hal sederhana yang masih terjadi disekitarnya seperti persoalan pekerjaan domestik. Ia pun menyebarkan dan memberikan pemahaman kepada teman buruh perempuan lainnya bahwa pekerjaan domestik juga dapat dikerjakan oleh laki-laki, sebab itu bukan kodrat bagi perempuan. Penting bagi perempuan agar berbagi peran dengan suami atau laki-laki di rumah.

Pesta menegaskan bahwa dengan kesetaraan makan perempuan juga dapat maju seperti laki-laki. Hal tersebut terlihat di luar sana banyak yang sudah menjabat adalah perempuan, karena memiliki hak yang sama.

Dalam isu kekerasan terhadap perempuan ia pun merasa bahwa semakin memahami berbagai bentuk pelecehan dan kekerasan seksual. Bagaimana menangani kasusnya dan memberikan support/dukungan kepada korban, itu penting. Dengan informasi lengkap tersebut ia pun menjadi paham proses alur persoalan, menginvestigasi hingga bagaimana melakukan advokasi terhadap kasus tersebut.

Mengenai identitas dan ekspresi gender juga hal penting lainnya yang ia pelajari. Isu Sogiesc memang isu besar dan masih butuh untuk didiskusikan dengan teman lain agar lebih membuka pemahaman.

Sogiesc pada seseorang harus tetap dihormati karena itu merupakan hak bagi setiap orang untuk hidup dan tidak boleh diskriminasi” terang Pesta.

Ia pun berupaya untuk dapat sejalan antara perilaku dan pemahamannya terhadap hak-hak setiap orang. Dengan begitu ia pun juga ikut serta untuk memperjuangkannya. 

Perubahan lain ia rasakan berkaitan dengan relasi dengan teman-teman. Ia merasa hubungannya menjadi semakin dekat sebab ia sering berdiskusi bersama teman-teman.

Ia pun merasa percaya diri ketika berdiskusi sebab memiliki informasi tersebut. Bahkan, banyak teman yang juga percaya dan mengajak Pesta untuk berdiskusi karena dianggap memahami beragam isu dan kondisi buruh saat ini. Ia pun semakin yakin dan berani untuk berpendapat dan berunding sebab memahami informasi tersebut. 

Pesta merasa beruntung karena memiliki kesempatan untuk belajar bersama dengan teman-teman dari berbagai daerah dan sektor kerja. Meskipun ia sudah tidak muda lagi namun untuk belajar menurutnya tak mengenal usia. Di usianya yang sudah menginjak 47 tahun, ia dapat pergi dan mengikuti pelatihan di berbagai tempat.

Orang bilang ngapain pergi jauh meninggalkan keluarga di rumah, gitu, kan. Tapi bagi saya, dengan belajar, apa yang saya miliki berguna bagi diri saya dan juga bagi orang lain” tegas Pesta. 

Kesempatan belajar ini pun membuat ia merasa bahagia dan bersemangat untuk terus memperjuangkan hak-hak perempuan.

Itulah gunanya sekolah perempuan (pelatihan SKBP) dengan mengikuti kegiatan tersebut kita dapat belajar sehingga memunculkan perempuan-perempuan kuat yang berpendidikan tinggi” ujar Pesta.

 

Sumber wawancara: Pesta 

Penulis : Nindya Utami

Nindya Utami

Seorang psikolog klinis yang sedang bergiat mendalami isu perempuan dan perburuhan

Comments

wave
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Press ESC to close